Wajah Indonesia di 100 Tahun Kemerdekaannya

Indonesia akan menyentuh umur 100 tahun pada 2045 mendatang. Tahun 2045 disebut sebagai jendela demografi (window of demography) yakni fase dimana jumlah usia produktif (usia 15-64 tahun) lebih besar dibanding jumlah penduduk yang tidak produktif (di bawah 14 tahun atau di atas 65 tahun). Pada tahun 2020-2045, diprediksi bahwa angka penduduk usia produktif dapat mencapai 70%, sedangkan 30%-nya merupakan penduduk dengan usia yang tidak produktif. Hal ini dapat berdampak pada dua kemungkinan, yaitu bonus demografi atau kutukan demografi. Bonus demografi dapat tercapai jika kualitas sumber daya manusia di Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni sehingga akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi negara. Sebaliknya, kutukan demografi akan terjadi jika jumlah penduduk yang berada pada usia produktif ini justru tidak memiliki kualitas yang baik sehingga menghasilkan pengangguran massal dan menjadi beban negara.

Indonesia Emas 2045 telah menjadi impian besar untuk membentuk Indonesia yang mampu bersaing dengan bangsa lain serta dapat menyelesaikan masalah-masalah yang mendasar di Tanah ibu pertiwi, seperti isu ekonomi, kesenjangan, korupsi dan kemiskinan. Kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 berada pada kualitas sumber daya manusianya, terutama pemuda. Pada 30 tahun mendatang, generasi muda yang kali ini masih menduduki bangku sekolah akan menjadi garda terdepan pembangunan bangsa ini, baik itu sebagai pengambil keputusan atau pelaksana diberbagai bidang. Oleh karena itu, generasi pemuda harus menaikkan nilai sumber daya manusianya sehingga dapat menghasilkan kader terbaik bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur.

Berdasarkan riwayat perjuangan bangsa Indonesia, pemuda menjadi salah satu pionir dalam proses perjuangan, pembaharuan, dan pembangunan bangsa. Lahirnya pergerakan Budi Utomo pada tahun 1908 merupakan tombak dari kebangkitan nasional karena Budi Utomo merupakan awal kesadaran masyarakat Indonesia untuk menghapus perjuangan yang bersifat kedaerahan dan mulai bergerak bersama sebagai rakyat Indonesia. Pada tanggal 27-28 Oktober 1928, Soegondo membacakan pidato sumpah pemuda untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.  Tak hanya itu, pada tahun 1998, pergerakan mahasiswa mampu meruntuhkan kekuasaan orde baru selama 32 tahun sehingga berhasil membawa bangsa ini pada periode reformasi. Ketiga hal tersebut menjadi bukti bahwa pemuda dapat menjadi sosok yang mampu menginspirasi dan mengiringi proses transisi yang terjadi. Hampir diseluruh perjalanan bangsa ini peran pemuda tidak pernah absen dalam percaturan gejolak bangsa.

Ada banyak tantangan yang akan  dihadapi oleh generasi muda dalam merealisasikan Indonesia Emas 2045 salah satunya ialah memperbaiki Moral dan Karakter Bangsa. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat memungkinkan terjadinya pertukaran informasi tanpa batasan ruang dan waktu. Pertukaran informasi dapat berupa pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan lain-lain. Hal itu dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap perkembangan bangsa Indonesia. Dan generasi muda harus dapat memfilter semua informasi yang masuk. Agar tidak tergerus nilai-nilai yang telah diwariskan oleh leluhur bangsa ini bagaimana budaya ketimuran tetap menjadi identitas kita sebagai bangsa yang mengedepankan moral.

Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter setiap individu. Perbedaan antara orang — orang yang menerima pendidikan dengan orang — orang yang tidak pernah mengenal pendidikan sangat terlihat dengan jelas. Orang yang terdidik akan mengetahui bagaimana cara bersikap dalam masyarakat, bagaimana menjadi pribadi yang taat kepada Tuhan, dan memiliki pola pikir yang luas, kritis, serta logis. Selain itu, pendidikan juga bisa menjadi wadah utama untuk menghasilkan sumber daya manusia yang diharapkan dapat berkontribusi dalam pembangunan negara. Pemuda Indonesia merupakan generasi penerus bangsa Indonesia. Pemuda merupakan aset masa depan Indonesia. Sudah sepatutnya sebagai pemuda memberikan inovasi dan kontribusi untuk memajukan bangsa. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi yang dapat menangani berbagai permasalahan di negara ini salah satunya di ranah pendidikan.

Kelak saat masa itu telah tiba, kita bermimpi wajah Indonesia telah berubah sedemikian rupa. Pendidikan merata di seluruh pelosok nusantra, kesenjangan pembangunan antara jawa dan pulau-pulau lain sudah tiada lagi, masyarakat sudah dapat mengakses kesehatan secara gratis dan merata, pertumbuhan ekonomi tumbuh pesat sehingga rakyat makmur sejahtera dan juga Indonesia digdaya di mata dunia.

 

Abdul Rozak

Fakultas Hukum Universitas Airlangga

BAKTI NUSA 9 SURABAYA