By Ahmad Shofwan Syaukani, PM 9 BAKTI NUSA Regional Bandung
Terkadang saya mikir, kenapa ya manusia itu bisa sombong dalam proses pencarian value kehidupan dalam dirinya? Seolah-olah tabu sekali membahas tokoh-tokoh hebat yang dengan luar biasanya sudah melewati fase yang sedang kita hadapi hari ini. Padahal waktu terus berjalan, kemudian mau sampai kapan dirinya mencari? Tentunya dalam setiap perjalanan ada persinggahan, dan dalam setiap pencarian akan menemukan. Terus bagaimana kalau sampai tidak ditemukan ya? Apakah jadinya dirinya kehilangan arah untuk menjadi manusia? Padahal hanya “manusia”, makhluk yang Allah Swt. spesialkan dari kesemua makhluk ciptaan-Nya.
Sampa pada akhirnya saya diingatkan pada satu ayat yang berbunyi, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari akhir dan dia banyak menyebut Allah”, surat Al-Ahzab:21. Mungkin dari banyaknya orang-orang hebat diluar sana, ternyata Muhammad Rasulullah Saw. merupakan sumber utama keteladanan bagi seluruh manusia. Tidak akan pernah habis jika kita membicarakan akhlaknya yang begitu luar biasa dalam mengurusi berbagai macam urusan manusia di dunia, bahkan sampai nanti di akhirat sana. Bahkan Aisyah pun meriwayatkan bahwsannya akhlak beliau ada Al-Quran ketika ditanya seseorang tentang sosok Muhammad Saw, suaminya tercinta.
Kesemua itu dikenalkan dan diingatkan kembali ketika saya besepakat bahwasannya kita (manusia) ini hanya hamba milik Tuhan. Dan ketika kita sedang berusaha untuk menjadi sebaik-baik hamba, ada Muhammad Saw. yang sudah mengajarkan empat value paling fundamental yang diterjemahkan menjadi integritas, cendekia, transformatif dan melayani. Keempat value tersebut diibaratkan layaknya sebuah pohon dengan bagian-bagiannya. Kalau lah memang teladan terbaik ialah dengan mencontoh beliau, maka tidak ada salahnya pula jika kita meyakini dan mendalami apa-apa saja yang beliau lakukan dan ajarkan kepada kita sebagai manusia yang mengaku ummatnya.
Uswah leadership merupakan bentuk kepemimpinan yang dianalogikan seperti pohon berserta bagian-bagiannya. “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya, Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”, Quran Surat Ibrahim : 24-25. Tentunya sebagai anak muda yang haus akan ilmu pada waktu itu membuat saya tersadarkan, bahwasannya menjadi pemimpin layaknya sebuah pohon yang integritas menjadi akarnya, kemudian cendekia dan transformatif sebagai batangnya yang menjulang tinggi, serta melayani sebagai buah yang dapat memberikan manfaat kepada banyak orang. Sampai pada akhirnya dipenghujung masa juang sebagai PM 9 BAKTI NUSA Regional Bandung ini, semoga value yang sudah diajarkan dapat menjadi manfaat sekaligus bekal saya dalam upaya belajar merawat Indonesia.
Sekarang dan nanti, BAKTINUSA Berjuang!