Transaksi Langit

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari Sulbi mereka dan Allah Ta’ala mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, ” Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi” . (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, ” Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Tuhan)” .– (Q.S. 7:172).

Hikmah dari pada potongan ayat tersebut menceritakan bahwa setiap individu dari diri kita sebenarnya sudah pernah bertransaksi sebagai seorang hamba kepada Sang Pencipta, tentunya ketika dulu kita berada di alam ruh sana. Dengan sadar berucap janji, meyakininya sepenuh hati, dan mengamalkannya dengan berkarya dalam kebaikan setiap hari.

Sekarang tengoklah dirimu sendiri, sebetulnya aktivitas kebaikan yang hadir pada dirimu itu ditujukan untuk siapa sebenarnya? Apakah kepada dirimu, orang lain, atau kepada Tuhan-mu? Mulai dari pencapaian organisasi, prestasi, jabatan atau mungkin status sosial yang kita dapatkan sampai dengan hari ini.

Sedikit demi sedikit orientasi aktivitas kita yang harus mulai diluruskan, apakah pengakuan dari Sang Pencipta atau sesama manusia kah yang sebenarnya kita cari? Apalagi hanya sekedar apresasi atau pun ucapan terima kasih. Komitmen juang ini yang harus kita rawat bersama. Memangnya, apa yang bisa kita banggakan dari itu semua??

Maka orientasikan lah kembali setiap aktivitas kita hanya akan kepada Sang Pecipta semata, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang – orang mukmin…” (Q.S. 9:105). Oleh karena itu, cukup lah Sang Pencipta yang tahu seberapa besar perjuangan kita ditahap ini. Berharap hanya kepada – Nya, hingga semua akan indah pada waktunya.

Terbayar lunas, dan tak akan pernah ada ruginya jika kita bertransaksi hanya kepada-Nya.

 

Oleh Ahmad Shofwan Syaukani, PM BAKTINUSA BANDUNG.