Bencana meteorologis semakin masif terjadi seiring meningkatnya anomali iklim yang diperparah dengan pola hidup tidak ramah lingkungan masyarakat Indonesia. Pola hidup tersebut seperti sudah menjadi budaya dan karakter masyarakat Indonesia, seperti membuang sampah sembarangan, deforestrasi ugal-ugalan, buka tambang illegal, dan lain-lain. Sehingga, cukup sulit bahkan mendekati tidak mungkin untuk mengubah karakter dan budaya yang sudah mandarah daging tersebut. Penanaman karakter dan budaya penting untuk dibangun sejak dini secara berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan upaya masif dan komprehensif untuk mengenalkan budaya ramah lingkungan sejak dini, baik melalui pembelajaran maupun permainan terhadap anak.
Dalam realisasi upaya tersebut, diperlukan sosok pemimpin berkelanjutan (sustainable leader), seorang pemimpin berkelanjutan yang memperhatikan keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam jangka yang panjang. Sehingga, dalam konteks pendidikan, peran sustainable leaders sangat krusial dalam membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. Fondasi utama dalam menjadi Sustainable leaders adalah kematangan diri. Seorang pemimpin yang matang memiliki kesadaran diri yang kuat, mampu mengelola emosi dengan baik, dan memiliki integritas yang tinggi. Kematangan diri ini memungkinkan pemimpin untuk membuat keputusan yang bijak dan bertanggung jawab, serta mampu menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejaknya.
Dalam mencapai kematangan diri, tentunya diperlukan penguasaan berbagai keterampilan pendukung kompetensi. Kompetensi ini tidak hanya terbatas pada pengetahuan akademik, tetapi juga mencakup keterampilan sosial, emosional, dan kepemimpinan. Hal tersebut, tentunya dapat mengoptimalkan esensi utama dari seorang pemimpin, yaitu menginpirasi. Seorang pemimpin berkelanjutan memiliki peran penting dalam menginspirasi orang lain untuk bertindak melalui metode-metode inovatif dan kreatif yang menyenangkan, misalnya melalui permainan atau games edukasi, kegiatan proyek lingkungan, kunjungan ke tempat-tempat konservasi, atau mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang berkaitan dengan lingkungan.
Pemimpin berkelanjutan yang memiliki kematangan diri, kompetensi yang memadai, dan mampu menginspirasi orang lain akan memiliki dampak yang signifikan terhadap pendidikan dan penanaman karakter cinta lingkungan pada anak. Beberapa dampak positif yang dapat dihasilkan antara lain, pertama, terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, peningkatan kesadaran lingkungan yang lebih cepat, Pertumbuhan kebudayaan ramah lingkungan, hingga terbentuknya generasi muda yang peduli lingkungan. Oleh karena itu, pemimpin berkelanjutan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masa depan yang lebih baik dengan menciptakan perubahan positif dalam Pendidikan lingkungan untuk menghadapi tantangan masa depan, menuju Indonesia yang lebih baik.