Sibuk dan Stress

Sibuk dan Stress

Hai aktivis! ini aku tulis sebelum tidur sebagai refleksi. Pasti banyak dari kita yang memiliki mimpi besar, menjadi seorang yang sukses dan berhasil. Banyak orang-orang hebat yang baru saja aku kenal lewat BAKTI NUSA. Ini masih kenalan ringan, belum kalau lihat LinkedIn ataupun CV perorangnya. Biasanya akan ada dua respon yang mungkin muncul, secara positif atau negatif. Secara positif kita akan termotivasi dan secara negatif akan muncul rasa insecure. Keduanya normal ya! 

Untuk pencapaian kalian yang keren-keren, pasti dibaliknya ada perjuangan penuh keringat. Mengorbankan jam tidur, jadwal harian ketat, telat makan, dan lainnya. Seru ya kalau tiap hari ada hal baru, tiap hari ada deadline yang perlu diselesaikan, ada hal baru yang harus dilakukan, dan ada sesuatu yang harus diperbaiki. Kalau bahasa kerennya sih, hustle culture. Secara tidak sadar kita terus mencari hal menyenangkan tersebut.

Pernah dengar tentang kecanduan stress? ternyata bukan cuma NAPZA ataupun JUDOL saja loh yang bikin kecanduan. Jangan-jangan kita juga kecanduan? kecanduan stress. Ikut banyak kegiatan, mempersiapkan sesuatu yang lain padahal hal yang sedang dikerjakan belum selesai, ikut lomba ini itu, banyak tab di internet  terbuka padahal tidak semuanya diperlukan, tetap menerima tugas baru padahal diri ini sudah hampir diambang batas maksimal. Pernah merasa seperti itu?

Selama aktivitas dan kesibukan kita sehari-hari, ada peran penting dari hormon kortisol (hormon stress) dan dopamine (mengatur kebahagiaan). Kortisol dilepaskan oleh tubuh kita sebagai respon terhadap stress. Ketika kita menghadapi deadline yang ketat, tuntutan pekerjaan yang tinggi, atau bahkan hanya mencoba menyelesaikan banyak hal sekaligus, tubuh kita melepaskan kortisol untuk membantu kita tetap fokus sehingga pekerjaan cepat selesai. 

Disisi lain, Dopamine memberikan perasaan senang dan puas. Setiap kali kita mencapai sesuatu yang kita anggap penting misalnya tugas-tugas kuliah. Otak kita melepaskan dopamine yang membuat kita merasa bahagia dan termotivasi. Inilah alasan mengapa kita terus mencari kesibukan, pencapaian dan hal-hal baru untuk dikerjakan, karena kita menjadi “kecanduan” dengan perasaan senang yang diberikan dopamine. 

Banyak sekali tokoh yang membahas tentang filosofi kehidupan dalam karyanya, kenapa harus jauh mencari kalau yang paling menyayangi kita sudah memberikan jawabannya? 

“Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya” (QS: Al-Qashash:73)

Arti ayatnya mudah dimengerti. Sederhana tapi kadang kita sering begadang bukannya istirahat di malam hari. Alasannya, malam bisa lebih fokus karena tenang. apakah kita harus mencari ketenangan dulu kemudian memulai? jika seperti itu, bersiaplah untuk terlambat. Keadaan eksternal bukan dalam jangkauan kontrol kita, jadi berlatih untuk menyesuaikan diri  agar bisa tetap fokus dalam keadaan apapun. 

Sebagai penutup, bukan berarti kita jadi tidak boleh sibuk dan bisa bersantai. Ini sebagai pengingat untuk tetap peduli dengan fisik, mental dan spiritual diri kita. Memberikan pengaruh atau influence itu bukan hanya melalui pencapaian, tetapi juga melalui cara kita merawat diri sendiri. Seorang pemimpin hendaknya mampu mengelola waktu dengan bijak dan menjaga keseimbangan dalam hidup. Sibuk dan produktif boleh, tapi jangan lupa beristirahat ya! Mari terus bertumbuh dan menjadi pribadi yang bermanfaat.