Oleh Zorozed
Magelang (30/9) – Mencermati apa yang terjadi dalam dinamika di DPRD, terutama berkaitan dengan penggodogan anggaran pendapatn dan belanja daerah Kabupaten Magelang. Pertama, acuan yang menjadi kerangka dasar kita dalam bekerja. Kemudian alur berfikir yang harus kita bangun dalam membangun magelang. Bahwa dalam membangun magelang tidak bisa dilakukan oleh satu orang pahlawan, tidak seperti dalam film-film.
Membangun magelang butuh sinergitas dan adanya supremasi. Dua hal yang menjadi inti pembahasan penuklis yaitu berupa serapan anggaran yang minim dan relevansi program SKPD terhadap pemenuhan indikator kinerja utama dalam RPJMD periode 2019 bahwa APBD-P 2019 kesempatan terakhir untuk menuntaskan RPJMD 2014-2019.
Pada paripurna pekan lalu ditemukan serapan anggaran yang minim pada masing-masing SKPD namun disisi yang lain, rata-rata SKPD mengajukan tambahan anggaran dalam APBD-P 2019 ini. Total kenaikan anggaran sebesar 35,7M sedangkan realisasi atau penyerapan anggaran (sampai dgn September ini) misalnya saja kominfo, baru terserap 41% dan DPRKP, baru terserap 32%. Realisasi anggaran admin bangda, baru terserap 50% dari target 65%.
Kedua, relevansi program SKPD terhadap pemenuhan indikator kinerja utama dalam RPJMD. Perlu kita ketahui bahwa APBDP 2019 adalah kesempat terakhir untuk menuntaskan RPJMD 2014-2019. Pemenuhan indek-indek dalam kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah terutama program-program berkaitan dengan indeks pembangunan manusia. Misalnya dalam dunia pendidikan harusnya terdapat inovasi untuk menekan angka putus sekolah karena angka lama sekolah kita hanya sampai 8 tahun atau kelas 2 SMP sudah putus sekolah. Pendapatan yang tidak sesuai target, misal dalam PUPR target pendapatan 3,194M baru masuk 1,475M (padahal ini sudah masuk bulan ke-sembilan.
Banyaknya PLT dalam SKPD menjadi salah satu penyebab utama rendahnya serapan anggaran dan kurangnya relevansi program-program SKPD terhadap visi misi bupati yang terjabarkan dalam RPJMD 2014-2019. Hal ini dikarenakan seorang PLT tidak dapat fokus dan tidak dapat memutuskan kebijakan strategis di lapangan secara cepat sehingga berdampak secara lagsung pada serapan anggaran saat ini.
Maka dari itu, kami menghimbau sekaligus menginstruksikan kepada Bupati Magelang untuk melakukan evalusi yang mendalam terhadap kinerja masing-masing SKPD, agar pembangunan di Magelang bisa berjalan dengan maksimal demi Kabupaten Magelang yang gemilang.
Hal ini didasari agar tidak terulang lagi kasus yang terjadi dalam pembangunan rumah sakit merah putih, pasar Kaliangkrik, pasar Muntilan. Berdasarkan yang telah dipaprkan penulis keadaan seperti ini, patut untuk kita beri rapor merah kinerja pembangunan di Kabupaten Magelang.