Pemuda dan Kemerdekaan Indonesia
Aida Fitria Safira
Bulan Agustus menjadi bulan yang tak terlupakan bagi warga Indonesia, bulan yang menjadi momentum dikumandangkan nya proklamasi yang menyatakan kebebasan dan kedaulatan negara Indonesia. Kemerdekaan yang akhirnya diharapkan bagi negara ini tak lepas dari betapa kerasnya para pejuang dalam menghadapi berbagai ancaman, baik itu, pertumpahan darah, pengkhianatan, kerja paksa maupun perang pemikiran. Jika menilik ke belakang peran pemuda dalam kemerdekaan juga tak bisa disepelekan kontribusi nya.
Salah satu peristiwa yang sering diingat adalah peristiwa penculikan ke Rengasdengklok yang merupakan kota di Jawa Barat, Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo yang termasuk golongan tua berpendapat bahwa pelaksanaan proklamasi tetap dilaksanakan dengan PPKI agar tidak memancing konflik dengan Jepang. Akan Tetapi golongan muda tidak setuju, mereka khawatir kemerdekaan bangsa indonesia akan dipengaruhi pihak lain yang tidak menginginkan indonesia merdeka. Karena sejatinya penjajah tidak akan dengan mudah membiarkan tanah jajahannya merdeka dan lepas dari jangkauannya.
Tak hanya tentang penculikan tersebut, kontribusi pemuda dapat dilihat dari terbentuknya berbagai organisasi pemuda yang mendukung kemerdekaan, baik itu di tingkat daerah maupun tingkat internasional, seperti Budi Utomo, Sarekat Dagang Islam/ Sarekat Islam, Indische Partij dll. Perkumpulan inilah yang menjadi cikal bakal pertukanan pemikiran yang dihimpun dan dikelolah dengan visi-misi bersama, karena keidentikan seorang pemuda terletak dari ideologi dan pemikiran yang dapat menghasilkan inovasi bagi kemajuan bersama. Sehingga istilah masa depan indonesia berada di tangan pemuda adalah hal yang benar dan nyata.
Lantas setelah masa kemerdekaan tersebut, kita sebagai pemuda, kontribusi apa yang harus kita lakukan untuk mengisi dan melanjutkan kemerdekaan negara ini?
Buya Hamka pernah berkata :
“Orang yang berakal pergi ke medan perang membawa senjata. Berbantah dan bertukar pikiran dengan cukup alasan. Berlawan dengan kekuatan. Karena dengan akallah tercapai hidup, dengan budi tenanglah hati, dengan pikiran tercapai maksud, dengan ilmu ditaklukkan dunia”.
Dunia ini ibarat sebuah medan perang yang tak akan pernah lepas dari banyak ujian berupa kejahatan, kemunafikan, kemungkaran dan penjajahan lainnya, maka pemuda perlu memiliki ilmu, perlu akal yang bersih dan budi yang luhur lewat keimanan. Kontribusi nyata bagi pemuda adalah menjadi jadilah agen perubahan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat positif serta tak menutup mata atas segala kejanggalan yang ada, tidak pernah berpangku tangan pada orang lain dan mulailah membuka pikiran bahwa negara ini sedang tidak baik-baik saja, lakukan evaluasi agar Indonesia yang lebih baik.
Maka pemuda dan kemerdekaan akan selalu berkaitan dan berkesinambungan, menjadi satu yang utuh dan tak dapat dipisahkan.
Adapun profile yang perlu pemuda miliki yaitu: Pertama, pemuda harus memiliki profil yang berwawasan global. Kedua, memiliki kemampuan yang special, berkemampuan spesial berarti mampu menjadi seorang yang ahli di bidangnya. Ketiga, Pelopor Perubahan, Seorang pelopor perubahan adalah pribadi yang peka terhadap kondisi lingkungan sekitar sehingga memahami permasalahan maupun potensinya. Profil keempat adalah Ketokohan Sosial, Salah satu kunci menjadi tokoh sosial adalah citra diri (personal branding). Profil ke lima yaitu kokoh mental dan spiritual, Profil ke enam yaitu Pemuda yang Mandiri dan Kreatif, Profil ke tujuh yaitu Berdikari Secara Finansial.
Kunci utama bagi pemuda yaitu jangan pernah lelah berkontribusi bagi sesama. Sama halnya pemuda dahulu berkontribusi lewat berbagai organisasi yang di ikuti nya, berproseslah dan jadilah agen perubahan yang nyata.