Memimpin Dengan Kerapuhan

Dalam membangun tim, tidak semua yang terjadi harus sempurna tanpa masalah. Layaknya sebuah otot, ia harus dibuat bekerja keras untuk dapat diganti dengan sel baru. Begitu pula dengan sebuah tim, kerapuhan dibutuhkan untuk membuat tim tersebut lebih kuat lagi. 

Pastikan pemimpin adalah yang paling pertama dan paling sering mengalami kerapuhan. Karena pemimpin adalah orang yang memberi contoh, kerapuhannya bukanlah kelemahan, hal tersebut jutru menjadi kekuatannya.

Kerapuhan disini bukan berarti mengeluh, menangis, atau jatuh bangun karena fisik yang sakit. Kerapuhan disini berarti bahwa seorang pemimpin tidak bisa berjalan ke tujuan dengan sendiri. Tidak selalu melakukan semuanya dengan benar. Tidak bisa mengambil keputusan dengan satu kepala yang berpikir. 

Sebagai seorang pemimpin, adalah orang yang mau berbagi kelemahannya terlebih dahulu, maka semua orang akan mengikuti. Daniel Coyle, dalam bukunya berjudul The Culture Code menyebut hal tersebut dengan “Lingkaran Kerapuhan”. 

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam ‘lingkaran kerapuhan’ dalam sebuah tim adalah:

  1. Memberikan sinyal, bahwa kita membutuhkan bantuan. Hal ini sesederhana ketika sedang berdiskusi, “Ada yang memiliki ide untuk hal ini? Karena aku sudah buntu”. Sinyal tersebut dapat menunjukkan bahwa pemimpin tidak bekerja sendiri dan butuh peran dari para anggotanya. 
  2. Berkomunikasi kesalahan secara tatap muka. Kerapuhan pasti juga akan dilakukan oleh anggota tim. Dan jika hal tersebut terjadi, sebisa mungkin bicarakan empat mata secara langsung. Apalagi jika kerapuhan tersebut bersifat pribadi. Memang bertatap muka dalam membicarakan kesalahan tidaklah mudah, tetapi hal itu diperlukan untuk menciptakan kejelasan dan koneksi bersama.
  3. Gunakan Praktik yang Menghasilkan Keterusterangan seperti; AAR BrainTrusts, dan Red Teaming. 
  • AAR (After Action Review)  adalah metode yang menanyakan tentang hasil, tantangan, dan langkah-langkah kedepan yang diinginkan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu memetakan arah bergeraknya tim dan mencari solusi pada kerapuhan yang terjadi.
  • BrainTrust adalah metode berbasis proyek yang dipelopori Pixar. Dimana ia mengumpulkan tim berisi para pemimpin yang berpengalaman, yang tidak memiliki otoritas formal terhadap proyek. Mereka dibiarkan memberikan kritik tentang kekuatan dan kelemahannya secara terus-terus terang dan terbuka
  • Red Teaming. Merupakan metode yang berasal dari dunia militer untuk menguji strategi. Metode ini mengarahkan untuk membuat tim lain untuk mengeluarkan ide diluar rencana yang diusulkan, yang mungkin tidak diantisipasi oleh penyusun rencana. 

Ketiga metode tersebut menegaskan aksi yang sama, membangun kebiasaan membuka kerapuhan sehingga kelompok bisa lebih memahami mana yang baik, mana yang tidak baik dan bagaimana supaya lebih baik. 

4.  Bertujuan untuk Keterusterangan dan hindari Kejujuran yang Brutal. Memberikan masukan yang jujur itu gampang-gampang susah. Pasalnya, orang bisa menjadi sakit hari atau patah semangat karenanya. Dengan menargetkan keterbukaan-masukan yang lebih ringan, lebih ditargetkan, tidak terlalu personal, tidak terlalu menghakimi dan tetap ampuh akan lebih mudah menjaga rasa aman dan kebersamaan dalam tim.

5. Rangkul Ketidaknyamanan. Belajarlah untuk menahan rasa sakit emosional dan rasa tidak efisien. Karena dua hal tersebut adalah hal yag dirasakan jika saling membuka kerapuhan. 

6. Sekali-sekali, menghilanglah! Tidak ada salahnya mencoba menghilang dan melihat bagaimana tim bekerja secara sadar dan sendirinya tanpa membutuhkan seorang pemimpin. Hal ini akan membuat dan melatih tim untuk  mengambil keputusan secara mandiri dari waktu ke waktu.

Sekali lagi, perlu diingat. Membangun kebiasaan kerapuhan pada tim seperti membangun otot. Butuh waktu, pengulangan, dan kemauan untuk merasakan sakit untuk mencapai sesuatu yang berhasil, kuat dan lebih baik.