Kuatkan Komitmen Kepemimpinan: 54 Aktivis BAKTI NUSA Ikuti Pembukaan National Mission 2025 di Bogor

Kuatkan Komitmen Kepemimpinan: 54 Aktivis BAKTI NUSA Ikuti Pembukaan National Mission 2025 di Bogor

 

Bogor — Bangun komitmen & kesungguhan calon alumni penerima beasiswanya, Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) selenggarakan Pembukaan National Mission 2025 yang dilaksanakan di Hotel Amaris, Kota Bogor, Jawa Barat. National Mission sendiri merupakan pengukuhan calon alumni BAKTI NUSA 14 yang telah menyelesaikan pembinaan selama satu tahun.

 

 

54 aktivis yang berasal dari 15 kampus di Indonesia (USU, UNAND, UNSRI, UI, IPB, ITB, UNPAD, UNS, UGM, ITS, UNAIR, UB, UNDIP UNUD, UNHAS) memperoleh pembekalan dari Drs. Nirwan Ahmad Helmi, MM., Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi; Ivan Ahda, CEO Maxima Impact dan Haryo Mojopahit, Kepala Organ Transformative EduAction Hub (TEACH) GREAT Edunesia; dan Ricky Hardiansyah, Ketua Program BAKTI NUSA.

 

 

Membuka acara Ricky menyampaikan National Mission bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawablebih besar. “Kalian sedang mewariskan kebaikan. Ketika kalian memilih peduli, kalian sedang mewariskan kebaikan. Ketika kalian memilih bangkit meski pelan, kalian sedang mewariskan kebaikan. Dan ketika kalian memilih untuk tetap menjadi manusia dalam perjalanan k kalian sedang mengajarkan sesuatu yang jauh lebih besar,” kata Ricky. “Malam ini, kita disatukan oleh satu hal: keinginan untuk terus menjadi baik dan terus menebar kebaikan. Semoga National Mission 2025 ini menjadi ruang yang menyembuhkan, menguatkan dan meneguhkan langkah kalian,” tegasnya.

 

 

 

Dalam materinya tentang Building Indonesia from the Roots: Integrity, Collaboration, and Future Leaders, Drs. Nirwan mengatakan jika menjalankan program transmigrasi tanpa riset sama dengan berlayar tanpa kompas yang berakibat kerugian besar dan bersifat permanen; sama halnya ketika pemuda tak memaksimalkan pendidikan serta ilmunya, ia akan kehilangan arah dan sulit berkontribusi di masyarakat.

 

 

“Mengutip Amartya Sen, Peraih Nobel Ilmu Ekonomi, pendidikan membuat penduduk memiliki bekal yang cukup untuk berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan, karena itulah sudah saatnya pemuda mengoptimalkan kapasitas keilmuannya untuk berkontribusi di masyarakat,” jelas Drs Nirwan.

 

 

BAKTI NUSA turut mengajak para calon alumni penerima beasiswanya memiliki semangat kemanusiaan agar tujuan National Mission membangun komitmen & kesungguhan dalam berkontribusi menjawab tantangan masa depan sekaligus mencetak pemimpin sigap dan peka terhadap isu-isu kemanusiaan dapat terwujud.

 

 

Di sesi Transformative Leadership for Social Impact Haryo Mojopahit menjelaskan ada banyak sekali penjara-penjara yang tidak terlihat di masyarakat. “Di Dompet Dhuafa lewat Transformative EduAction Hub kami ingin menghancurkan penjara yang tak terlihat di mana sistem pendidikan kita sulit berpindah status kelas sosial, oleh karena itu konsep beasiswa Dompet Dhuafa bertujuan mengeluarkan potensi para pemuda ibarat mengeluarkan gajah-gajah keluar dari sirkus, kami ingin mengeluarkan awardee/leaders dari penjara-penjara yang tak bisa dilihat,” terang Haryo. Ia berharap perjuangan para penerima BAKTI NUSA tak berhenti setelah National Mission.

 

 

Setali tiga uang, Ivan Ahda mengutip pernyataan Prof. Toto bahwa kualitas kepemimpinan seseorang itu ditentukan oleh intensi, atensi, dan agensinya dia. “Intensi itu bicara tentang bagaimana Anda mengarahkan perhatian kepemimpinannya. Atensi bicara tentang bagaimana kesadaran itu difokuskan. Agensi bicara tentang kapasitas teman-teman semuanya,” papar Ivan.

 

 

Ia berharap momen National Mission tak sekadar seremonial, melaikan  momen di mana para penerima BAKTI NUSA memiliki janji ingin melakukan apa dan berkontribusi guna menguatkan social impact.

 

 

Setelah mengikuti sesi pembukaan, para calon alumni penerima BAKTI NUSA 14 akan dikukuhkan dalam National Mission 2025 bertajuk Legacy of Goodness: Merawat Dampak Mewariskan Kebaikan yang dilaksanakan pada Sabtu (13/12). Prosesi wisuda tersebut menjadi momen terakhir penerima manfaat BAKTI NUSA 14 setelah setahun berjibaku dengan ragam program serta pembinaan.

 

 

National Mission digadang menjadi wadah pengembangan kepemimpinan para penerima BAKTI BUSA supaya bisa mengambil peran-peran kepemimpinan dalam lingkup lebih luas dengan membangun profil pemimpin terbaik dan mampu memberi manfaat  di  masyarakat.