Kemajuan teknologi di era digital memberikan dampak besar terhadap paradigma kepemimpinan dalam organisasi. Kepemimpinan berkelanjutan kini menjadi kebutuhan penting untuk menjawab tantangan global yang melibatkan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pemimpin modern harus mampu mengintegrasikan kematangan diri, pengayaan kompetensi, dan kemampuan memberikan inspirasi sebagai fondasi untuk mencapai tujuan tersebut. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ketiga elemen ini merupakan pilar utama dalam memastikan keberhasilan organisasi di era transformasi digital (Marz et al., 2021). Hal ini seperti tertera pada ketiga kurikulum Bakti Nusa sebagai wadah yang memberi dukungan penuh bagi para calon pemimpin di masa depan.
Kematangan diri adalah elemen krusial dalam kepemimpinan yang efektif. Pemimpin yang matang secara emosional dan psikologis mampu mengambil keputusan strategis dengan tenang dan rasional di tengah tekanan. Kematangan diri juga mencakup kemampuan untuk mengelola konflik dan menavigasi kompleksitas perubahan di lingkungan bisnis. Sebagai contoh, pemimpin dengan tingkat self-awareness yang tinggi dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan para pemangku kepentingan, sehingga menciptakan budaya organisasi yang inklusif dan kolaboratif (George et al., 2021).
Selain kematangan diri, pengayaan kompetensi menjadi aspek yang tidak kalah penting dalam kepemimpinan berkelanjutan. Pemimpin di era digital harus menguasai berbagai teknologi mutakhir, seperti kecerdasan buatan, big data, dan Internet of Things (IoT). Namun, pengayaan kompetensi tidak hanya terbatas pada keterampilan teknis, melainkan juga mencakup kompetensi interpersonal, seperti kemampuan berkomunikasi secara efektif, berkolaborasi lintas disiplin, dan memimpin tim yang beragam (Hanelt et al., 2021).
Di sisi lain, penyediaan inspirasi adalah karakteristik utama yang membedakan pemimpin berkelanjutan. Inspirasi yang diberikan oleh pemimpin tidak hanya berasal dari visi yang kuat, tetapi juga dari tindakan nyata yang mencerminkan nilai-nilai keberlanjutan. Pemimpin yang mampu menginspirasi bawahan melalui contoh konkret, seperti penerapan praktik bisnis yang ramah lingkungan atau program tanggung jawab sosial, dapat menciptakan motivasi yang mendalam dalam tim (Kane et al., 2019).
Kepemimpinan berkelanjutan di era digital membutuhkan keseimbangan antara visi strategis, keterampilan teknis, dan empati terhadap manusia. Dengan kematangan diri yang kokoh, kompetensi yang terus diperbarui, dan kemampuan memberikan inspirasi, pemimpin dapat menciptakan dampak positif bagi organisasi dan dunia di sekitarnya.
Referensi
- George, B., McLean, A. N., & Craig, N. (2021). True North: Emerging Leader Edition. Harvard Business Review Press.
- Hanelt, A., Bohnsack, R., Marz, D., & Marante, C. A. (2021). A systematic review of the literature on digital transformation: Insights and implications for strategy and organizational change. Journal of Management Studies, 58(5), 1159-1197.
- Kane, G. C., Palmer, D., Phillips, A. N., & Kiron, D. (2019). The Technology Fallacy: How People Are the Real Key to Digital Transformation. MIT Press.
- Marz, D., & Marante, C. A. (2021). The Role of Leadership in Digital Transformation. Business Strategy and the Environment, 30(3), 1145–1162.