DESIGN ACTION BANDUNG: Rancang Solusi Inovatif Permasalahan Kota

Bandung-Kamis dan Jumat (31 Oktober – 1 November 2019) yang lalu sebanyak 250 peserta mengikuti Design Action Bandung di Pendopo Kota Bandung yang terdiri dari unsur akademisi, komunitas, pemerintah, media dan masyarakat umum.  Kegiatan ini sudah berlangsung sejak 2013 dengan perbedaan tema acara yang diusung tiap tahunnya. Tahun ini, Design Action digelar untuk ketujuh kalinya, Bandung Creative City Forum (BCCF) sebagai pihak penyelenggara mengambil tema “Inclusicity”, yang mengajak warga untuk melihat indahnya inklusivitas, memastikan bahwa setiap fasilitas dan sarana di Kota Bandung terbuka dan mampu dinikmati oleh semua warganya.

Design Action adalah sebuah workshop yang menggunakan pendekatan “Design Thinking” untuk menemukan solusi inovatif berbagai permasalahan kota yang melibatkan unsur ABCG (Akademis, Business, Community, Government). Peserta dibagi menjadi sepuluh kelompok, dan langsung melakukan observasi ke beberapa daerah di Kota Bandung. Tema “inclusicity” menjadi konsep yang menarik, keterbukaan itu terasa melalui acara juga peserta. Dimana kaum disabilitas pun terlibat sebagai peserta, akses kegiatan pun tersedia untuk kaum difabel (penerjemah bahasa isyarat, akses pengguna kursi roda). Pembicara talkshow pun dihadirkan dari berbagai bidang, mulai dari penggerak sosial, perencana warisan musem hingga pendiri ATC (Artherapy Center Widyatama)

Pada hari pertama pelaksanaan, peserta melakukan perjalanan untuk melihat lebih dekat lagi Kota Bandung dan seisinya, melakukan interaksi dengan berbagai kalangan, melakukan observasi melalui peta empati, yang merupakan tahap design thinking pertama. Setelah melakukan perjalanan, peserta kembali ke Pendopo Kota Bandung untuk melakukan proses reframe/define (menemukan pola) dari berbagai hal yang terjadi di lapangan. Kemudian, masuk ke tahap selanjutnya, yaitu ideate atau ideasi, menemukan ide dari permasalahan yang ada. Setelah itu di hari kedua masing-masing kelompok membuat sebuah prototipe dari ide dari solusi yang akan dikembangkan dan mempresentasikannya secara storytelling ke seluruh peserta dan dewan juri.

Hari kedua kegiatan Design Action diawali dengan sharing session oleh Ibu Dr.Anne Nurfarina S.Sn.,M.Sn dari Artherapy Center Widyatama, topik yang diangkat dalah Melawan Keterbatasan dan Stigma dan salah satu kutipan beliau adalah “Do something yang dimulai dari diri kita sendiri” .Kemudian dilanjutkan sharing session kedua oleh Ibu Isti Khairani pendiri Bumi Inspirasi yang membahas tentang Bank Sampah Bumi Inspirasi dari milenial untuk Bandung sebagai “inclusicity”. Lalu, sharing session terakhir diisi oleh Nicoulas Aji Kusuma, M.Ds, yang mengangkat tema tentang Heritage.

Pada kegiatan ini, saat sesi observasi, peserta dituntut untuk mampu mengenal kehidupan bermasyarakat, mengenal kehidupan sosial sesungguhnya dan menghilangkan segala stigma yang ada, berempati pada masyarakat.  Pada tahap observasi ini, peserta tidak hanya berempati pada salah satu elemen masyarakat saja, tetapi seluruh elemen yang terlibat. Sehingga mampu menemukan masalah yang sebenarnya terjadi dari berbagai sudut pandang.

Sebagai salah satu peserta yang tergabung dalam kegiatan ini, saya turut merasa terinsipirasi untuk lebih empati terhadap sekitar dan ikut andil dalam melakukan perubahan. Saya bersama dengan tim kelompok 3, berkesempatan untuk melakukan perjalan ke Pasar Cordon, Cijaura-Ciwastra, disana permasalahan yang terjadi adalah pkl (pedagang kaki lima) tumpah ruah ke jalanan, sehingga menyebabkan kemacetan pada jam tertentu. Kondisi tersebut mengancam keselamatan pengguna jalan, pedagang dan pembeli saat melakukan transaksi, karena jarak yang sangat dekat dengan kendaraan yang melintas. Menurut Ketua Paguyuban pkl Pasar Cordon, ada sistem pengaturan yang tidak berjalan dalam paguyuban, sehingga pedagang pun tidak merasakan kehadiran paguyuban ini dan belum ada ruang untuk saling berdiskusi, sehingga berdampak pada kondisi yang terjadi saat ini. Kemudian dari permasalahan tersebut, prototipe yang tim saya buat adalah “Cordon Corner” yaitu sebuah ‘bale ngariung’ untuk para pkl dan pelaku usaha lainnya untuk saling berkumpul, melakukan pelatihan keorganisasian paguyuban, hingga pelatihan mengenai manajemen bisnis.

Kegiatan Design Action Bandung ini bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat guna menemukan solusi inovatif permasalahan kota. Harapannya kegiatan ini mampu menjadikan Kota Bandung sebagai pelopor penyebarluasan ide dan proses untuk 160 Kota kreatif di Indonesia serta adanya replikasi di 30 Kecamatan Kota Bandung (Humas Disbudpar Kota Bandung)

“We are trying to construct more inclusive society. We are going to make a country in which no one is left out” – Franklin D.Roosevelt

Oleh : Nadia Karimah (PM BAKTINUSA 9 Bandung)