Bersegeralah..

Beberapa waktu yang lalu, kita baru saja  melewati momentum pergantian tahun baru hijriah, fenomena yang biasa terjadi dengan hadirnya momentum ini ialah menjadikannya sebagai momentum perbaikan, sudah menjadi hal yang biasa postingan pergantian tahun akan diselipi dengan caption semoga tahun ini lebih baik daripada tahun kemarin  serta serangkaian ucapan dengan momtivasi prubahan menjadi lebih baik lainnya, fenomena ini sah sah saja tentunya, namun ada satu  poin penting yang saya cermati dalam poin ini yaitu tentang momentum dan perubahan,, acapkali orang senang menggunakan momentum untuk mengawali sebentuk perubahan dalam hidupnya, biasanya di awal tahun sebagian besar kita-termasuk saya- memenuhi berlembar lembar halaman atau mengetik dan membuat poin poin penting dan mengisinya dengan berbagai resolusi yang akan dicapai pada tahun itu, namun coba simak salah satu perkataan yang acapkali diucapkan oleh para pendidik kita dalam berbagai kesempatan

Disebutkan bahwa “barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin, maka ia adalah orang yang tercela, barang siapa yang hari ini sama saja dengan hari kemarin maka ia termasuk orang yang merugi, barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ialah orang yang beruntung”

Meskipun dari beberapa sumber yang saya baca, perkataan tersebut terkategori hadits maudhu’(palsu) namun ada beberapa hikmah dan pelajaran yang dapat diambil, dimana perkataan tersebut memberikan Kita sebuah semangat untuk terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, sekurang kurangnya adalah menjadi lebih baik dari hari kemarin.

Maka dari itu berubah menjadi lebih baik tidak memerlukan momentum khusus, tidak harus menunggu tahun baru lalu membuat banyak sekali target capaian yang ingin dicapai, tidak harus pula sampai mendengar kabar kehilangan anggota keluarga ataupun orang yang begitu kita cintai. Tidak perlu juga menunggu momentum perayaan pertambahan umur. Ataupun momentum khusus lainnya., semisal contohnya aku mau pake jilbab ketika awal masuk kuliah, atau aku akan tahajjud tiap hari setelah nanti menikah, atau aku mulai tilawah rutin ketika aku ada di pesantren  dan sederet harapan lain untuk berubah yang diucapkan bersamaan dengan momentumnya,

Sebenarnya boleh boleh saja, tapi tidak harus terus menunggu sampai seperti itu, bisa jadi kita tak akan pernah menjumpai momentum itu, bisa jadi pula ketika momentum itu hadir kita tengah disibukkan dengan hal lainnya, yang pasti adalah ketika perihal kebaikan(red:hidayah) sudah sampai di depan kita entah bagaimana caranya -bisa jadi kita mendengar hikmah yang disampaikan orang lain atau tanpa sengaja dikumpulkan dengan orang-orang dengan shalih dan entah bagaimana caranya ketika mendapati hal hal itu dapat membuat hati seketika menjadi tenang, maka dari itu sesegera mungkin menangkapnya, memeluknya erat erat, Seketika itu pula energi perbaikan harus mengalir di dalam diri kita, jangan tunda lagi, segeralah berubah dan jangan lupa untuk membagikanya dengan orang lain atas kebaikan yang sudah kita rasakan sehingga bertambah dan berlipat gandalah nilai kebaikan itu.

Bahkan di dalam alqur’an Allah berfirman dan memberikan motivasinya kepada kita

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”(QS.Ali Imran: 133)

Maka dari itu bersegeralah!

 

ditulis oleh Halah(Penulis merupakan mahasiswi semester akhir Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Sriwijaya dan juga  menjadi salah satu Penerima Manfaat BAKTI NUSA angkatan 9)