Kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung didalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Al Banjari, 2021). Membangun kolaborasi dalam pola pikir yang sama merupakan salah satu tantangan. Sifat egosentris, individual terkadang ada pada generasi milenial. Model kepemimpinan dengan cara lama tidak lagi sesuai dan harus diperbaiki yaitu kepemimpinan yang mengedepankan kombinasi kecerdasan intelektualitas dan juga kecerdasan moralitas-akhlak (Arifin, 2021).
Akhlak ataupun budi pekerti memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Menurut al-Ghazali (1988), watak manusia pada dasarnya ada dalam keadaan seimbang dan yang memburukkannya itu adalah lingkungan dan pendidikan. Menurut Syed Muhammad Naquib, sastera berperanan sebagai penanam adab bagi melahirkan insan terpuji yang seimbang dari segi rohani dan jasmani. Hikayat Isma Yatim merupakan karya sastera yang menjadikan unsur nasihat dan didikan sebagai tema utama dalam karya sastera. Dalam konteks ini, aspek nasihat dan didikan yang ditekankan ialah akhlak di kalangan pemimpin (Norizam Jamian, 2018). Kemuliaan seorang pemimpin bukan hanya bergantung kepada ilmu yang tinggi tetapi juga kemurnian akhlak yang dimilikinya (Zuraidah, Zahir & Nuwairi, 2012: 155-170).
Fakta menunjukkan bahwa perempuan muslim merupakan pionir di balik pusat pembelajaran bagi laki-laki dan perempuan. Contohnya Nana Asma’u yang tinggal di Afrika Barat antara tahun 1793 dan 1864. Perannya sebagai seorang pendidik, aktor politik dan sosial, serta kontributor dalam kehidupan sastra dan keagamaan. Warisan Nana Asma’u memang bisa menjadi acuan dan panduan dalam membentuk Pendidikan perempuan muslim di Abad ke-21 (Ahmed, 2018). Fatimah Al-Fihri, perempuan muda muslim dari Karaouine, Maroko yang berhasil membentuk konsep universitas modern pertama di dunia. Menciptakan konsep pembelajaran mulai dari kurikulum, gelar, serta mampu mengirim buku-buku terjemahan dan penemuan ilmiah dalam volume yang besar yang menjadi gagasan pembentukan awal Eropa. Universitas AL-Karaouine di Fez, Maroko yang telah diakui Guinness World Records dan UNESCO sebagai institusi pendidikan berkelanjutan tertua di dunia berhasil menjadi cikal bakal banyak universitas dunia saat ini. Di Indonesia sendiri pun kita bisa melihat sosok perempuan konsteptual dari seorang Rahmah El Yunusiyyah, sosok perempuan yang dapat memberi pencerahan akan keterampilan kepemimpanan yang layaknya dimiliki seorang perempuan. Perempuan muslimah Indonesia ini memiliki keyakinan bahwa Pendidikan adalah salah satu jalan yang sejatinya akan mengangkat derajat perempuan. Dengan itu, Rahmah berhasil mendirikan lembaga pendidikan khusus putri pertama di Asia. Perguruan yang dinamakan AL-Madrasah Ad Diniyah Lil Banat ini memakai system Tritunggal, yang mana adanyanya kerja sama secara mendalam antara lingkungan sekolah, asrama dan rumah tangga atau masyarakat. Keterampilan yang digambarkan para perempuan dalam historis Islam harapnya dapat mengisi kehilangan sosok tokoh perempuan Islam yang tersebar pada jiwa perempuan saat ini (Alhawari et al., 2021).
Oleh karena itu, adab kepemimpinan dan keterampilan muslimah terhadap pendidikan adalah melalui karakter yang ingin terus memperbaiki diri dan berusaha memberikan suatu hal positif kepada lingkungannya. Pemimpin yang integritas memiliki hati bersih, baik perkataannya. Pemimpin cendikia yang memiliki wawasan luas. Pemimpin yang transformatif mampu menggerakkan. Pemimpin yang melayani itu merakyat, berjiwa pendidik. Sehingga terbentuk kolaborasi baik tanpa egosentris dan individual. Semua ini berlandaskan pada perintah Allah SWT.