Ada Apa dengan MONey DAY?

 

Bagi yang sudah bekerja atau sudah pernah magang di perusahaan, pasti akan senyam-senyum membaca judul ini. Seakan sudah mengeahu seisi dan alur jalan cerita ini. Haha. Mari kita lanjutkan.

Jam 16.00 WIB ketika jam kantor akan berakhir, sudah mulai bisikan dari bilik-biliki dan sudut-sudut kantor.

“Eh entar malem mau kemana?”

“Weekend ini kemana?”

“Eh main yuk!”

“Yes besok libur!”

“It     Dalam suatu survei menunjukkan bahwa hari senin, tepatnya sekitar pukul 08.00-09.00 pagi banyak orang mengalami serangan jantung yang berakhir pada kematian. Jika diamati, bertepatan dengan waktu apakah itu?

Ya! Bertepatan dengan orang memulai kerja kembali setelah menghabiskan waktu di akhir pekan.

Apa hubungannya?

Jawabannya sederhana, yakni tidak sedikit para pekerja mendapati stress dalam bekerja, berkas menumpuk, target yang menjadi momok kolega kantor yang menyebalkan, dikejar deadline, atasan yang tidak ramah, dan lain sebagainya. Terus terjadi setiap pekan. Tanpa disadari, rutinitas kerja seperti itu telah membunuh seseorang.

Melansir National Heart, Lung, and Blood Institute, serangan jantung terjadi ketika aliran darah yang kaya oksigen ke bagian otot jantung tiba-tiba tersumbat sehingga jantung tidak dapat mendapatkan oksigen. Peristiwa ini disebut juga dengan Morning surge, yaitu kondisi ketika tekanan darah meningkat di pagi hari.

Berdasarkan hasil penelitian dari jurnal Heart yang mempelajari lebih dari 800 pasien serangan jantung di Spanyol, serangan jantung yang terjadi di pagi hari cenderung lebih buruk daripada mereka yang mengalami serangan jantung pada siang dan malam. Mereka menemukan bahwa 21% kematian pada kasus yang mereka kumpulkan terjadi pada pagi hari.

Hellosehat.com menyebutkan, ada sekitar 17,7 juta orang di dunia meninggal dunia pada 2016 akibat penyakit jantung. Sebanyak 80% dari angka tersebut disebabkan oleh serangan jantung mendadak. Tentu, kejadian ini tidak diingankan oleh setiap orang. Namun kabar baiknya, kematian tidak memberi rambu pada seseorang yang masih bernyawa. Karena kematian merupakan rahasia yang Maha Kuasa.

Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Harvard bernama Shawn Achor, membahas tentang Happines Advantage, dimana dijelaskan bahwa 75% penyebab sukses dalam bekerja adalah rasa bahagia. Bukan karena seberapa pintarnya seseorang , bukan karena seberapa bertalentanya seseorang, dan bukan karena seberapa giatnya seseorang dalam bekerja. Tapi karena seberapa bahagianya seseorang dalam bekerja. Ketika seseorang merasa bahagia, maka intelegensi, creativitas, produktivitas, serta pendapatan seseorang akan meningkat.

Lalu, bagaimana cara bahagia dalam bekerja?

Salah satu caranya adalah dengan kamu mengatur waktumu kapan mau memulai dan mengakhiri suatu pekerjaan.

And Yes! Being An Smart Entrepreneur!’s Fridayyyyyy…”

Yaya.. kurang lebih seperti itulah bunyi. Sebelum jam kerja berakhir, biasanya sudah ditanyakan atau menanyakan mau kemana saat akhir pekan atau intinya adalah mengajak refreshing. Sekilas terlihat biasa. Tidak ada yang salah. Eitss.. tunggu dulu.

Kita sudah tidak asing mendengar ungkapan do what you love, love what you do. Namun ungkapan tersebut menjadi paradoks dengan realita kebanyakan orang menyambut akhir pekan. Kebanyakan mereka akan sangat senang bekerja di hari Jum’at karena mereka tau bahwasanya besoknya adalah hari libur. Padahal jika seseorang benar-benar mencintai pekerjaannya akan selalu mencintai waktu kapanpun pekerjaan itu dilakukan. Dengan kata lain, tidak ada akhir pekan bagi orang-orang besar, karena kebanyakan mereka baru melakukan pekerjaan di saat kebanyakan orang memilih liburan. Memang aneh. Mereka sering diistilahkan dengan kaum 5%.

Jam menunjukan pukul 17.00 di hari minggu. Wajah mulai mengkerut, tanda akhir pekan akan berakhir. Jatah bersenang-senang sudah habis. Saatnya mempersiapakan segala sesuatu yang akan dibawa di hari Senin (Monday/MONey DAY).

Taukah kamu pada hari apa banyak orang meninggal karena serangan jantung?

 

 

Ditulis oleh:

Muhammad Yahya Ayyasy Alhaafizh, PM BA 8 Solo, True Health Consultant