Dare to Dream: Ketika Anak-Anak Berani Bermimpi Besar
Di balik warna-warni sticky notes pada papan bertuliskan “Dare to Dream” ini, tersimpan harapan-harapan kecil dari anak-anak besar—adik-adik di Kecamatan Pemulutan Barat, Ogan Ilir. Pertemuan Save Our Children pada 14 Juni 2025 kemarin menjadi momen penuh makna: bukan sekadar menulis cita-cita, tetapi berani memimpikan masa depan yang lebih cerah, meski berasal dari pelosok yang sering kali terabaikan.
Cita-cita mereka beragam: ada yang ingin menjadi pramugari, guru, polisi, dokter, bahkan presiden. Namun satu hal yang menyatukan mereka: niat yang mulia. Mereka ingin mengobati orang sakit, menangkap orang jahat, mencerdaskan anak bangsa, menjaga negeri, hingga memajukan Indonesia. Anak-anak ini tidak sekadar menulis profesi, mereka menuliskan misi hidup.
Di tengah keterbatasan, mereka masih bisa percaya bahwa masa depan adalah hak setiap anak. Dan di situlah letak kekuatan program Save Our Children—memberi ruang dan keberanian bagi anak-anak untuk bermimpi, berpikir, dan berani berharap.
Kita, yang menyaksikan ini, tidak boleh tinggal diam. Karena ketika anak-anak sudah berani bermimpi, tugas kita adalah menjadi jembatan agar mimpi itu bisa terwujud. Pendidikan yang layak, dukungan moral, serta akses yang setara adalah tanggung jawab kolektif kita sebagai bangsa.
Semoga papan “Dare to Dream” ini tidak berhenti sebagai pajangan kegiatan, tetapi menjadi pengingat: bahwa setiap nama dan cita-cita yang tertulis di sana adalah benih masa depan Indonesia. Dan kita semua—tanpa kecuali—punya peran untuk menyiram dan menjaga agar mereka tumbuh menjadi nyata.