Kepemimpinan berkelanjutan adalah konsep kepemimpinan yang tidak hanya memberikan manfaat pada saat ini tetapi juga berdampak positif untuk masa depan. Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah yang harus dijalankan dengan tanggung jawab. Sebagai seorang mahasiswa, saya yakin bahwa kepemimpinan berkelanjutan adalah ketika seseorang mampu menjadi leader dengan kualitas diri yang baik dan memiliki kapasitas untuk menjadi inspirasi banyak orang.
Menurut saya hal pertama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kualitas diri yang baik melalui tindakan pengayaan diri atau usaha untuk meningkatkan pengetahuan, memperbaiki akhlak, dan kapasitas diri. Dalam Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” Dengan ilmu, seorang pemimpin dapat memahami tanggung jawabnya dan mengambil keputusan dengan bijaksana. Selain itu, memperbaiki akhlak juga menjadi bagian penting dari pengayaan diri. Akhlak yang mulia, seperti kejujuran, kesabaran, dan tanggung jawab, akan membuat seorang pemimpin dihormati dan dipercaya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa” (QS. Al-Hujurat: 13).
Bagi saya seorang pemimpin perlu meningkatkan kualitas diri yang mencakup pengembangan spiritual. Pemimpin yang sukses tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual. Beribadah dengan khusyuk, seperti sholatlima waktu dan berdoa, akan memperkuat hubungan seorang pemimpin dengan Allah SWT. Dengan iman, seorang pemimpin akan lebih siap menghadapi tantangan yang ada.
Bagi saya, kepemimpinan berkelanjutan tidak hanya tentang memperbaiki diri. Seorang pemimpin juga harus mampu menjadi teladan yang baik dan menginspirasi orang-orang di sekitarnya. Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam hal ini. Beliau memimpin dengan kasih sayang, keadilan, dan kebijaksanaan. Dalam setiap tindakan, Rasulullah selalu memberikan contoh pada umatnya, sehingga mereka merasa termotivasi untuk mengikuti jalan kebaikan.
Sebagai mahasiswa, kita dapat meniru kepemimpinan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan bersikap jujur kepada teman, membantu mereka yang kesulitan, dan menunjukkan semangat dalam belajar. Sustainable leadership dalam Islam mencakup tanggung jawab terhadap alam. Allah SWT telah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, yang berarti kita diberi amanah untuk menjaga kelestarian lingkungan. Firman Allah dalam QS. Al-A’raf: 56 menegaskan, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya.” Pemimpin yang berkelanjutan harus menyadari bahwa lingkungan adalah bagian penting dari kehidupan manusia, sehingga perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak menimbulkan kerusakan.
Sebagai seorang mahasiswa, kita dapat memulai langkah kecil dengan mengurangi penggunaan plastik, mendaur ulang sampah, atau menanam pohon di sekitar lingkungan kos, rumah, atau kampus. Kegiatam sederhana ini tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga diharapkan bisa menginspirasi orang lain untuk ikut peduli terhadap bumi. Dengan menjaga lingkungan, sebagai mahasiswa kita tidak hanya menunjukkan tanggung jawab sebagai khalifah, tetapi juga mewariskan bumi yang lebih baik untuk generasi berikutnya.
Selain tanggung jawab terhadap alam, seorang pemimpin yang berkelanjutan juga perlu paham tentang pentingnya membangun hubungan harmonis dengan sesama manusia. Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling mengenal dan menghormati. Dalam QS. Al-Hujurat: 10, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” Seorang pemimpin yang baik harus mampu menyatukan orang-orang di sekitarnya dan menginspirasi mereka untuk bekerja sama dalam kebaikan.