Bagaikan musafir di tengah padang pasir yang tidak mempunyai arah untuk berjalan, dia akan selalu di jalan yang salah tanpa adanya kepastian. Yah, hal tersebut merupakan filosofi seorang pemimpin yang tidak memiliki arah tujuan di tengah ketidakpastian. Banyak sekali fenomena pemimpin di negara nusantara ini yang tak memiliki sebuah pondasi kepemimpinan sehingga muncullah konflik sosial yang menyengsarakan masyarakat miskin. Katanya ingin menjadi negara emas tetapi nyatanya menjadikan kecemasan masa depan bangsa. Jika tak ada revolusioner pemimpin gen z yang akan mengestafetkan nusantara, mau dibawah kemana negara?
Growth Mindset sebuah teori kepemimpinan yang tak jarang orang tau dan banyak yang menyepelekan. Bagaimana tak mungkin, pemikiran ini hanya diketahui oleh-oleh generasi kutu buku yang berjudul “Mindset” karangan Carol S. DWECK, PH.D. Bagaikan mutiara di tengah lautan yang hanya penyelam handal yang bisa mendapatkanya. Si Carol menjelaskan bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki mindset berkembang yang pemikiranya haus akan pengetahuan dan pemikiran baru untuk terus berkembang menjadi lebih baik lagi untuk dirinya dan orang di sekitarnya. Mindset bertumbuh menjadikan seorang pemimpin untuk mematangkan diri untuk terus berkembang, memiliki jiwa kompetensi dan juga menyebarkan inspirasi ke orang di sekitarnya. Nilai-nilai yang ada di teori growth mindset ini terimplementasikan dalam sebuah komunitas yang mewadahi para pemimpin mudah generasi z hebat yang bernama “ Bakti Nusa” yang secara nyata memberikan dan mencetak kader menjadi seorang pemimpin dan aktivis yang bisa menjadikan indonesia emas 2045.
Saya siap menjadi pemimpin aktivis midah “Bakti Nusa 2025 angkatan 14”. Terus bertumbuh menjadi pemimpin yang berdampak dengan pemikiran mindset berkembang dengan bakti nusa indonesia.