Tak Ada yang Lebih Indah Selain Menemukan Masalah

Tak Ada yang Lebih Indah Selain Menemukan Masalah

“Only those who have learned the power of sincere and selfless contribution experience life’s
deepest joy: true fulfillment.” – Tony Robbin

Apa kiranya yang bisa menggerakkan seorang mahasiswa turun ke lapangan? Apa kiranya yang bisa menggerakkan seorang mahasiswa meneliti? Dan apakah kiranya yang bisa menggerakkan seorang mahasiswa membagi waktu antara akademik dan berorganisasi?
Masalah. Sehingga benar, bahwa memang tak ada yang lebih indah dibandingkan menemukan
masalah.

Semua orang pasti mempunyai masalah. Ada banyak yang memilih untuk
menghadapinya. Ada banyak pula yang berusaha untuk menghindarinya. Masalah adalah bagian dari ajaran islam. Sebab, dengan masalah lah sebenarnya iman, kedewasaaan, dan kebijaksanaan yang terpatri dalam diri diuji. Dan lewat itulah, Allah memilihkan kisah-kisah
hamba-Nya yang teguh, tangguh, dan kokoh imannya di saat menghadapi masalah.

Induk Masalah
Begitu pula dengan Indonesia. Kita punya banyak masalah. Masalah pendidikan, kesehatan, kemaritiman, ekonomi dan pembangunan, sosial, dan seterusnya. Begitu banyak masalah yang hadir di negeri kita tercinta, saking banyaknya ini semua harusnya membuat kita berpikir, apakah induk masalah di negara kita ini? Coba kita tanyakan kepada diri sendiri, saat kita menemui masalah, apakah kita menghadapinya atau menghindarinya? Saat kita menghadapi masalah, kita berjalan sendiri atau bersama-sama? Saat kita menghadapi masalah, apa kita benar-benar mengetahui tujuan utamanya? Saat kita menghadapi masalah, untuk apa atau siapa kita niatkan ini semua?

Moralitas
Tak salah kiranya, jika moralitas adalah jawaban dari sekian masalah yang ada di negeri kita tercinta. Menyadari sebuah masalah adalah masalah bagi semua orang, dan kemudian juga menjadi tanggung jawab bagi semua orang untuk menyelesaikannya. Tidak perlu lempar bola sembunyi tangan! Karena masalah ada untuk menguji keimanan dan kebijaksanaan seorang manusia. Kiranya kesadaran dan implementasi akan hal tersebut sudah lebih dari cukup untuk
membuat negara kita yang kaya akan sumber daya, baik alam maupun manusia, untuk menjadi negara adidaya.

Kolaborasi Kebaikan
Salah satu bagian dari penyelesaian masalah terbaik adalah melalui kolaborasi. Kita ambil contoh yang ada di dalam dunia kesehatan, kita akan menemui suatu praktik yang bernama Interprofessional Education Collaborative Practice (IPE-CP), yakni saat seluruh tenaga kesehatan tanpa kecuali saling berkolaborasi untuk satu tujuan yang sama yakni meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, karena para tenaga kesehatan ini menyadari ia
tidak mampu bekerja sendiri. Dokter tidak akan mampu menyelesaikan permasalahan pasiennya sendiri tanpa perawat, ahli gizi, dan seterusnya.

Di dalam lingkup yang lebih besar, tidak hanya sekedar di dunia kesehatan, akan kita temui kolaborasi-kolaborasi lainnya. Saya yakin kolaborasi adalah jawaban untuk induk masalah yang ada di negeri kita tercinta. Salah satunya kolaborasi kebaikan yang saya temui, dari sekian kolaborasi kebaikan lain di dunia yang jelas tak mampu dituliskan satu persatu,
yakni kolaborasi para aktivis di Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA). To be among 75 passionate future leaders throughout Indonesia was a great blessing untuk saya. Bertemu dengan calon-calon pemimpin masa depan yang kiranya mampu menjawab induk masalah di Indonesia. Bersyukurlah bagi para aktivis atas bonus“gelar” yang kamu dapatkan. Tapi ingat, gelar yang kita dapat berawal dari sebuah masalah. Jika dengan gelar tersebut membuat kita
puas dan lalu berhenti berpikir, belajar, dan mengatasi masalah, maka jelas kita bukan sebenar-benarnya aktivis.

Jadi, begitu indah bukan berada dalam kolaborasi, jika shalat saja berjamaah, masa bekerja sendiri-sendiri?